Design Portfolio 2015
Page 1 of 1 • Share
- hahahansenNewbie
Perkenalkan, nama saya Hansen, saya mahasiswa baru yang sebentar lagi akan memulai pendidikan DKV saya di School of Design Binus University beberapa minggu lagi. Karena bosan, dalam mengisi waktu luang saya, saya berusaha mungkin untuk tetap menyibukan otak saya dengan desain dalam bentuk apapun.
Kali ini, saya memutuskan untuk membuat semacam portfolio dengan 2 gaya yang berbeda. Saya butuh pendapat agan-agan, sekiranya yang mana yang lebih baik menurut pengalaman agan-agan yang pastinya sudah lebih lama menempuh pendidikan formal dalam jalur DKV.
Desain yang satu ini saya buat dengan trend yang lebih kontemporer, yang sebetulnya motifnya terinspirasi saat saya menatapi lantai marmer di salah satu mal besar di Jakarta.
yang satu ini saya buat lebih nge-pop, lebih cocok menurut saya untuk ukuran saya, namun kelihatannya lebih cocok untuk sebuah cover majalah daripada portofolio. Konsepnya begini:
Salah satu senior saya pernah mengatakan kalau desainer itu harus puyna imajinasi yang tak terbatas layaknya ruang angkasa. Namun menurut artikel yang saya baca di website Desain Grafis Indonesia (DGI), desain selain seni rupa juga merupakan seni terapan, karena sebagai sebuah profesi, kita tetap harus mempertimbangkan keinginan klien, maka itu saya gambarkan astronotnya terikat oleh semacam kabel, dan melayang-layang di ruang angkasa, mengumpulkan kertas-kertas sobekan (scrap). Ide itu saya dapatkan ketika saya bernostalgia melihat desain-desain saya ketika SMP dan SMA sampai kelas 11 yang menurut saya ketika saya lihat sekarang, luar biasa amburadul dan norak. Terlalu banyak efek sana sini, dan walaupun malu sendiri karena desain-desain itu terpapang dimana-mana di facebook saya, namun saya juga cukup senang karena rasa "malu" itu saya anggap sebagai sebuah improvement.
Menurut agan-agan, yang manakah yang lebih baik dan lebih cocok, dan mengapa? Kritik dan saran sangat diterima, terima kasih :)
Kali ini, saya memutuskan untuk membuat semacam portfolio dengan 2 gaya yang berbeda. Saya butuh pendapat agan-agan, sekiranya yang mana yang lebih baik menurut pengalaman agan-agan yang pastinya sudah lebih lama menempuh pendidikan formal dalam jalur DKV.
Desain yang satu ini saya buat dengan trend yang lebih kontemporer, yang sebetulnya motifnya terinspirasi saat saya menatapi lantai marmer di salah satu mal besar di Jakarta.
yang satu ini saya buat lebih nge-pop, lebih cocok menurut saya untuk ukuran saya, namun kelihatannya lebih cocok untuk sebuah cover majalah daripada portofolio. Konsepnya begini:
Salah satu senior saya pernah mengatakan kalau desainer itu harus puyna imajinasi yang tak terbatas layaknya ruang angkasa. Namun menurut artikel yang saya baca di website Desain Grafis Indonesia (DGI), desain selain seni rupa juga merupakan seni terapan, karena sebagai sebuah profesi, kita tetap harus mempertimbangkan keinginan klien, maka itu saya gambarkan astronotnya terikat oleh semacam kabel, dan melayang-layang di ruang angkasa, mengumpulkan kertas-kertas sobekan (scrap). Ide itu saya dapatkan ketika saya bernostalgia melihat desain-desain saya ketika SMP dan SMA sampai kelas 11 yang menurut saya ketika saya lihat sekarang, luar biasa amburadul dan norak. Terlalu banyak efek sana sini, dan walaupun malu sendiri karena desain-desain itu terpapang dimana-mana di facebook saya, namun saya juga cukup senang karena rasa "malu" itu saya anggap sebagai sebuah improvement.
Menurut agan-agan, yang manakah yang lebih baik dan lebih cocok, dan mengapa? Kritik dan saran sangat diterima, terima kasih :)
Similar topics
Create an account or log in to leave a reply
You need to be a member in order to leave a reply.
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|